Thursday, June 23, 2011

Kado dari mama (PART 4)

Aurora diam . Ia tak bisa berkata kata lagi . Kalimat demi kalimat yang ingin di lontarkannya seakan habis sudah . Ia tak tau kata kata apa lagi yang sanggup mendeskripsikan kebahagiaan yang bergejolak di hatinya . Kedua tangannya terangkat menutup mulutnya . Hampir saja ia menangis , tapi kemudian di tahannya .
“Kenapa diam ? nggak suka yah sama kejutannya ?”
“Buu..buukan gitu . aku seneng banget !” kata Aurora terbata bata.
“Baguslah kalau kamu senang.” Katanya sambil tersenyum.
Bernardo mengambil sebuah kotak berpita yang ada di hadapan Aurora . Membuka bungkusnya dan menghadapkannya pada gadis yang ada di depannya.
“Untukmu. Kau suka ?”
Aurora menatap heran ke dalam isi kotak berpita itu . Kontan ia menutup mulutnya lagi . menahan dirinya untuk tidak menangis saking bahagianya . Seuntai kalung emas putih dengan liontin hati perak ditengahnya terlihat berkilau di ujung mata Aurora. Ia tidak pernah menyangka pacarnya bisa seromantis ini .
“Ini untukku ? Benar benar untukku ?”
Bernardo tidak menjawab segera pertanyaan Aurora . Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Aurora . Ia mengambil untaian kalung yang ada di dalam kotak dan memasangkan kalung tersebut di leher gadis yang paling dicintainya itu.
“Itu tanda cintaku untukmu . Jadi jangan pernah kau lepaskan dan jangan pernah kau hilangkan . Kau mengerti ?”
“Jelas aku mengerti sayang . Terima kasih untuk semua ini . Kau lah yang paling berarti untukku.” Ucap Aurora .
Sebenernya hari ini belum bisa diresmikan sebagai hari ulang tahun Aurora . Dikarenakan besok ia sudah harus berangkat ke bandara pagi pagi sekali , jadi Bernardo sengaja merayakan ulang tahun Aurora beberapa jam lebih cepat . Ia tak mau kehilangan kesempatan untuk merayakan apapun dengan kekasih hatinya itu.
Setelah makan malam , tiba tiba saja ponsel Bernardo berdering. Ia meminta waktu kepada Aurora agar membiarkannya berbicara dengan lebih pribadi. Setelah beberapa menit , Bernardo pun kembali .
“Maaf yah sayang. Aku harus pergi sekarang. Tiba tiba saja kantor membutuhkan aku”
“Iya. Nggak apa apa . Kamu pergi saja .”
“Baiklah nanti malam aku telpon kamu yah . Jangan lupa tidur cepat supaya besok bisa bangun pagi. Oke mon cher ?”
“Oke sayang. Kamu hati hati yah.”
Setelah mengecup kening Aurora , Bernardo berlari menjauh meninggalkan Aurora . Dan akhirnya disinilah Aurora . Di taman kota yang sepi dan sunyi ini . Ia malas pulang ke rumah karena ia belum merasa puas berjalan jalan seharian ini. Sekarang ia hanya menatap langit yang bertaburan bintang dan berdoa kepulangannya ke Indonesia besok akan menjadi suatu hal yang menyenangkan.
Ia menatap layar ponselnya . Sudah jam setengah sebelas rupanya . Ia segera berdiri dan bergegas pulang . Ia tidak ingin ketinggalan pesawat untuk keberangkatannya esok hari.



-****-

No comments: