Thursday, June 23, 2011

kado dari mama (PART 5)

Jam beker Aurora sudah bernyanyi dengan riangnya . Meneriakkan pada sang gadis jelita untuk segera bangun dari tempat tidurnya dan segera bersiap siap . Aurora bangkit , lalu membersihkan dirinya . Setelah berpakaian dan berdandan sekedarnya , ia pun mengambil tas jinjing dan tas kopernya. Tak lupa ia mengunci apartemennya . Baru saja ia keluar dari tempat tinggal nya selama kurang lebih 3 tahun itu , dan muncullah Bernardo mengagetkan Aurora .
“Haduh ! kamu ini ! Ngagetin aja deh !”
“Maaf deh . habis tampangmu serius banget . Jadi aku nggak mau manggil kamu tadi”
“iIa deh . Ayo berangkat ! Aku udah telat nih !”
“Iya . Iya . Temanmu mana ? Katanya ikut mengantar ?”
“Nggak tau tuh . Sakit perut katanya . Sudah biarkan saja. Ayo kita jalan !”
Aurora teringat dengan pesan yang baru ia terima setengah jam yang lalu . Lievenia yang berjanji akan ikut mengantar kepergian Aurora mendadak di serang sakit perut yang dahsyat . Sudah belasan kali ia bolak balik ke toilet . Namun tidak membaik juga . Aurora yang mengkhawatirkan sahabatnya itu pun meminta supaya Lievenia itirahat saja di rumah dan tidak ikut mengantarnya ke bandara.
Bernardo berjalan mendahului Aurora sambil membawakan barang bawaan pacar kesayangannya itu . Ia memasukkan benda benda itu ke bagasi , setelah itu membukakan pintu untuk Aurora .
Mobil sport hitam milik Bernardo melaju kencang menembus angin pagi itu. Tak heran hanya dengan beberapa belas menit perjalanan , mereka sudah sampai di bandara. Setelah mengucapkan kata perpisahan dan berpelukan sebentar , mereka pun berpisah . Aurora masuk ke dalam airport untuk mengurus keberangkatannya , sedangkan Bernardo kembali memacu mobil sport hitamnya untuk kembali bekerja. Mereka memang tak banyak mengucapkan kata perpisahan yang terlalu berlebihan karena mereka sudah sering berpisah seperti ini tetapi komunikasi tetap terjaga , jadi tidak ada lagi keraguan di antara mereka untuk berpisah dalam jangka waktu yang lama .
Jam 08.35 pesawat yang membawa Aurora terbang mengangkasa menuju ke Indonesia baru saja take off . Sepanjang perjalanan Aurora sudah terbayang-bayang wajah ibunya . Wajah yang telah lama tak dilihatnya . 3 tahun sudah ia meninggalkan Indonesia , meninggalkan ibunya . Papa dan mama Aurora berpisah saat usia nya menjelang 17 tahun . Pada saat itu gadis remaja yang berada di tengah masa belianya ini memilih tinggal bersama mamanya . Namun setelah 3 tahun belakangan ini akhirnya Aurora memutuskan untuk tinggal bersama papanya , Daniell Lucie di Paris.
Ia anak tunggal , jadi kehadirannya dalam kehidupan papa dan mamanya sangatlah penting . Maka dari itu , Aurora harus rela berkunjung ke tempat ayah dan ibunya walaupun waktunya sangat sibuk digunakan untuk kuliah dan bekerja.

No comments: